Visi Misi Pendidikan Agama Islam: Tantangan Di Era Globalisasi

Visi Misi Pendidikan Agama Islam: Tantangan Di Era Globalisasi

Visi Misi Pendidikan Agama Islam: Tantangan Di Era Globalisasi

Oleh: La Ode Muhammad Nanang Pribadi Rere

Pendidikan Agama Islam  saat ini menghadapi permasalahan yang kompleks dan sangat beragam. Perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, perkembangan ideologi diluar Islam, kebutuhan ekonomi yang banyak, persaingan politik dan berbagai permasalahan sosial budaya  masyarakat. Apalagi di negara-negara yang mayoritas penduduknya beraneka ragam budaya dan  berbagai macam aliran kepercayaan seperti di Indonesia. Pendidikan Agama Islam harus siap menghadapi tantangan perkembangan globalisasi yang tentunya memiliki dampak positif maupun negatif bagi sebagian negara.

Pendidikan menciptakan atau menghasilkan ilmu pengetahuan dari situ  menghasilkan praktik atau pekerjaan. Pendidikan agama Islam memiliki posisi yang sangat penting dalam memperkuat iman, ibadah dan ketaqwaan yang istiqamah pada umat Islam. Amalan shaleh atau amalan yang baik menurut syariat agama Islam tentu lahir dari pengetahuan agama Islam yang baik.

Oliver Holmes mantan hakim mahkamah agung Amerika Serikat pernah berkata “Hal yang paling penting di dunia bukanlah di mana posisi anda sekarang, tetapi hendak kemana arah yang sedang anda jalani.” Perkataan Oliver Holmes ini menunjukkan bahwa fokus pada arah tujuan suatu perjalanan merupakan hal yang utama. Dari sini maka akan muncul pertanyaan kemana titik fokus arah tujuan utama pendidikan agama Islam ?.

Untuk menjawab tantangan pendidikan Islam di era globalisasi maka langkah pertama adalah memahami bahwa Islam adalah agama akal dan ilmu. Hal ini sebagaimana Prof Fadhil Al-Jamali mengatakan “Islam mengajak kepada penggunaan akal pikiran, oleh karena itu ia mendorong untuk mencari ilmu serta memikirkan atau menganalisis hal-hal yang berada di balik kenyataan alam ini”.

Penjelasan Prof. Fadhil tersebut menunjukkan bahwa agama Islam juga siap mengikuti perkembangan era globalisasi dengan logika atau akal. Keduanya merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan namun, yang perlu diwaspadai bahwa lawan dari akal atau logika adalah nafsu. Terkadang seseorang mengetahui secara akal bahwa melakukan itu salah namun, karena kalah dengan nafsu maka ia melakukannya.

Imam Nawawi Al-Jawi dalam syarah kitab Nashaihul Ibad menjelaskan bahwa “akal dan nafsu yang ada pada manusia memiliki posisi yang berbeda. Posisi akal haruslah sebagai pemimpin bukan sebagai tawanan atas nafsu.

طوبي لمن كان عقله أميرا و هواه أسيرا وويل لمن كان هواه أميرا وعقله أسيرا

“Berbahagialah bagi orang yang meletakkan akalnya sebagai raja dan meletakkan nafsunya sebagai tawanan dan celakalah bagi orang yang meletakkan nafsunya sebagai raja sedangkan akalnya sebagai tawanan”.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dizaman sekarang banyak orang pintar namun, kalah dengan nafsunya. Sehingga menggunakan kepintarannya untuk memenuhi kehendak nafsunya, naudzubillah.

Akal menurut Imam Nawawi Al-Jawi haruslah mengikuti ridho Allah SWT.

إكمال العقل اتباع رضوان الله تعال واجتناب سخطه

“Menyempurnakan akal yaitu dengan cara mengikuti keridhaan Allah dan menjauhi apa-apa yang dibencinya”.

Untuk mengetahui apa saja yang diridhoi Allah dan apa saja yang dibencinya maka langkah kedua adalah mengikuti sumber utama Islam yaitu, Al-Qur’an. Untuk menjawab pertanyaan arah tujuan pendidikan Agama Islam maka rujukan utama adalah Al-Qur’an.

Buya Syafi’i Ma’arif menjelaskan bahwa “Ilmu dan teknologi modern yang jauh terlepas dari Wahyu dengan demikian bukanlah sebuah Rahmat. Beliau kembali menjelaskan bahwa manusia modern adalah manusia yang paling bingung. Satu-satunya jalan keluar ialah bahwa reason manusia harus bekerja sama dengan iman kepada Maha Pencipta”.

Prof. Abuddin Nata menjelaskan bahwa visi dan misi Pendidikan Agama Islam adalah sesungguhnya melekatkan pada visi dan misi ajaran Islam itu sendiri yang terkait dengan visi kerasulan para Nabi, mulai dari visi kerasulan Nabi Adam hingga visi kerasulan Nabi Muhammad yaitu membangun suatu kehidupan manusia yang patuh dan tunduk kepada Allah. Q.S al-Araaf 7:66, 73; Al-Ankabut 29:16 serta Q.S Al-Anbiyaa 21:107; Q.S an-Naml 27:77.  Visi dan misi pendidikan Islam yang sejalan dengan visi dan misi ajaran Islam yang bertumpu pada terwujudnya kasih sayang bagi semua makhluk ciptaan Tuhan suatu ternyata memiliki jangkauan pengertian yang sangat luas,  yaitu suatu kasih sayang yang tulus dan menjangkau pada seluruh aspek kehidupan manusia dan digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan.

Al-Qur’an sebagai sumber utama umat Islam tidak saja membahas aspek keimanan dan ibadah saja. Al-Qur’an sebagai sumber utama umat Islam juga membahas aspek kehidupan alam semesta, ilmu pengetahuan, perdagangan, kepemimpinan, hukum, sistem, kerukunan. Allah SWT berfirman dalam Q.S al-An’am 6:38 :

ما فرطْنا في الكتاب من شيء

“Tidak kami tinggalkan di dalam Al-Kitab ini sesuatupun (tidak ada satupun yang tidak kami tulis di dalam kitab ini)”.

Allah SWT berfirman dalam Q.S al-Isra 17:21

 وكل شيء فصلناه تفضيلًا

“Dan segala sesuatu telah kami terangkan dengan sejelas-jelasnya”.

Penulis mengakhiri tulisannya dengan mengutip sabda Rasulullah SAW

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين

“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan untuknya, niscaya dia memahamkannya dalam agama”

Open chat
Silakan hubungi kami